Mendongeng Itu Mudah

 



Frase yang menjadi judul di atas mungkin terlalu berlebihan tetapi sebenarnya itu keniscayaan. Suatu kali dalam sebuah webinar yang diinisiasi oleh Reboeng dalam rangka peluncuran buku ‘Mendongeng, Yuk!’, Paman Gery seorang storyteller berpengalaman yang mengatakan frase di atas. Karena menurut Paman Gery yang terpenting dari mendongeng bukanlah seberapa ideal, intonasi dan suara yang bagus, atau seperangkat alat-alat yang lengkap untuk menunjang dongeng yang disampaikan. Di atas itu semua bagi Paman Gery yang terpenting adalah bonding anak dan orang tua yang semakin erat. Lambat laun kondisi ini akan menciptakan suasana mendongeng menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Bukan soal seberapa bagus seseorang meniru suara binatang atau seberapa tepat mengekpresikan dongeng yang dibawakan. Justru semakin sederhana sebuah dongeng itu semakin baik, kata Paman Gery. 

Setiap manusia telah dibekali anggota tubuh yang dapat menjadi modal untuk menunjang kegiatan mendongeng. Ada ekspresi wajah yang natural ketika kita bahagia, sedih, marah, kesal dan sebagainya yang bisa kita tunjukkan saat mendongeng. Kita dapat memanfaatkan suara untuk meniru bunyi hewan, memanfaatkan tangan bahkan kaki untuk menunjukkan jalan cerita yang kita sampaikan.

Mengapa ibu-ibu begitu lancar saat mengobrol bersama tetangga tetapi kaku saat hendak mendongeng, padahal modal bercerita sudah ada dalam dirinya. Karena ia terlalu terpatok pada ekspektasi-ekspektasi dan tidak dilakukan senatural mungkin. Coba bayangkan ada seorang ibu yang ketika hendak menyuapi anaknya selalu berpura-pura menjadi pesawat terbang yang hendak mendaratkan makanan di mulutnya. Ada pula yang setiap mau menidurkan anaknya tiba-tiba jadi penyanyi dadakan. Kegiatan mendongeng dapat dimulai dengan langkah-langkah sederhana dan senatural itu. Tanpa ekspektasi, tanpa rencana, dan tanpa mengarang cerita bagus lebih dulu. Anak-anak tak akan peduli cerita itu bagus atau tidak. Suara kita bagus atau tidak. Ekspresi kita sudah sesuai atau tidak.

Banyak yang akan bertanya bagaimana memulainya. Apakah kamu pernah mendengar “Pada suatu hari” atau “Once upon a time” atau “Zaman dahulu kala”. Kata-kata ini meskipun sudah telah berasal dari zaman dulu tapi tetap relevan untuk digunakan. Jika kesulitan memulai mendongeng, kita bisa gunakan kata-kata ini sebagai mantra pembuka. Anak-anak biasanya akan antusias kalau mendengar kata-kata ini seolah mereka akan segera memasuki dunia dongeng antah berantah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Segera Terbit! Reuni Anoa Lembah

Segera Terbit! Ke Mana Lagi Kita Pergi, Ma? Kisah Si Kucing Merah

Segera Terbit Cerita Anak "Strategi Perang si Nengah"